Tentang Senja - Chapter 1

Cerpen Series "Tentang Senja" - Dalam sebuah perpisahan selalu ada cerita yang bisa di jadikan pengalaman hidup yang berharga, selalu ada pesan yang bisa di ambil dalam sebuah cerita, baik berdasarkan kisah nyata maupun hanya cerita fiksi.

Chapter 1 : Ketika Semua Berakhir



    "Maafkan untuk semunya, aku tidak bisa melanjutkan lagi hubungan ini."

    Itu pesan terakhir yang kudapat saat meminta kejelasan dari akhir hubunganku dengan Ira. Aku tak begitu mengerti, apa kesalahanku? yang membuatnya mengambil keputusan untuk mengakhiri hubungan ini. Alvira Elvania, seorang gadis yang sudah menmani hari-hariku dan mendiami hatiku sejak empat tahun yang lalu, gadis yang periang, murah senyum, memiliki kepedulian yang tinggi kepada orang lain.


    Aku tak mengerti, apa yang membuatnya tak bisa mempertahankan hubungan ini lagi, apakah dia sudah ada laki-laki lain, jika memang iya, lebih baik katakan saja! Akupun tak ingin memaksanya untuk sesuatu yang sudah tidak dia kehendaki. Dalam sebuah hubungan, perpisahan itu hal biasa, jika di dasari dengan alasan jelas. Aku pun tak ingin terlalu berlarut-larut dalam kesedihan. Walaupun bagiku empat tahun itu bukan waktu yang singkat, banyak kenangan yang mungkin tak mudah aku lupakan.

    Aku mencoba menjalani hariku seperti biasa, aku harus tetap pada tujuan hidupku, menyelesaikan kuliahku, kemudian mengejar cita-cita untuk bisa bersekolah di luar negeri. Aku memang bukan mahasiswa yang pintar, nilaiku pun tak begitu bagus, tapi jika aku mau berusaha apa iya tuhan tak memberi hasil yang ku inginkan. 

    "Ris malam ini bisa antar aku ke toko buku?" sebuah pesan masuk dari sahabatku Natania Putri Atama, aku hanya menjawab iya saja, akupun ingin menceritakan masalahku kepadanya.

    "Aku sudah di depan rumah Tan" 

    "Ok" Tania membalas pesanku,

    Lima belas menit aku menunggu, tapi dia tak kunjung keluar, aku menelpon berkali-kali pun tak ada jawaban. Jangan bilang kalau kamu ketiduran Tan. 

    "Aduh sorry Ris, tiba-tiba aku sakit perut nih," Tania menghampiriku. 
    
    "Terus gimana gak jadi ke toko bukunya?" tanyaku dengan nada kesal.

     "Aku udah lama dari tadi nungguin kamu Tan, ampe di gigitin nyamuk," 

    Aku melanjutkan ucapanku dan aku hanya melihat Tania memegangi perutnya mungkin memang sedang ke sakitan. 

    "Jadi ko Ris, aku udah minum obat ko, cuma agak mules-mules dikit, hehehee." 

    "Ya udah naik," 

    Sepanjang perjalanan aku dan Tania hanya membahas hal yang berkaitan dengan kuliah saja, mungkin aku akan ceritakan masalahku nanti pas sudah sampai di toko buku. Sampai di toko buku Nia sibuk mencari buku yang mau beli, aku hanya mengikutinya dari belakang. 

    "Ris ko aku jarang lihat kamu bareng Ira ya, kenapa?" 
    
    "Iya, nanti aku ceritain ke kamu," 

    Tania hanya menganguk kepalanya. Terkadang aku pusing kalau mengantar Tania, padahal barang yang di cari sudah didepan mata, tapi dia malah mencari yang tidak perlu, aneh. 

    "Ris aku bayar bukunya dulu ya, nanti kita ngobrol di kafe sebelah ya"

    "Ya sudah aku duluan ya, aku pesankan makanan buat kamu" 

    Aku langsung memesan makanan dan minuman kesukaan Tania di kafe itu. Selang beberapa menit tania datang dan menghampiriku. 

    "Sorry agak ngantri" sambil tersenyum. 

    "Jadi gimana, kamu ada masalah apa sama  Alvira?" tania langsung bertanya pada inti pembahasan yang ingin aku ceritakan. 

    "Aku dan Alvira sudah putus," jawabku singkat. 

    "Serius, kapan Ris? " 

    "Udah sekitar seminggu yang lalu," aku menjawab pertanyaan Tania. 

    "Maaf ka, ini pesanannya," seorang pelayan menghidangkan makanan dan minuman yang kami pesan, memberi waktu aku untuk berpikir dan menjelaskannya apa yang terjadi kepada Tania.

    Malam itu aku menceritakan semuanya, tentang hubunganku yang sudah berakhir dengan Alvira, tapi sampai saat ini Ira tak memberi alasan yang benar-benar bisa aku pahami, aku bukan tida terima dengan akhir dari hubungan ini, hanya saja aku tak mengerti dimana letak kesalahanku. Setidaknya aku sudah merasa lebih baik, aku sudah menceritakan kegelisahanku kepada teman baikku. Aku dan Natania sudah kenal sejak masih duduk di bangku SMA.

 "Tan pulang yuk aku sudah ngantuk, udah hampir jam 10.00." 

 "Ya udah, aku yang bayar ya,"

    Malam itu aku gak bisa tidur, aku tiba-tiba merasa rindu dengan Alvira, biasanya malam-malam gini aku sedang Video Call dengan Ira, atau sedang asik-asiknya chatingan. Aku memberanikan diri untuk mengirim pesan kepada Ira, "Ra, aku kangen." Lama sekali aku menunggu balesan Ira, yah kurasa tidak mungkin Ira mau membalas pesanku. Malam itu ku tahan rindu sebisaku.

Rasa rindu yang menyiksa ini adalah ulahmu
Perasaan sakit ini pun kau yang menyayatkannya di hatiku
Kemana aku mencari penawar rindu dan sakitku
Sementara hanya kau yang tahu
Cerpen : Tentang Senja

Karya   : Ujang Nurjaman 

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel