Hujan Malam Hari
Sajak yang saya posting ini adalah karya sahabat baik saya lagi, selamat membaca

Tetesan sisa air hujan turun menuju kaca mobil yang melaju lambat.
Setengah sebelas tidak terlalu malam, namun hujan membuat keadaan jalan
menjadi lebih sepi dan sedih, Ada pengap yang menggema,
ada perih yang tertatih dan datang sedari tadi, mengetuk relung hati
tanpa permisi.
Seperti badai datang setelah panas yang benderang. Kau membungkusku
dengan api hangat serupa kata, Melesak mendidihkan segenap
pikiranku. Kau berucap terus menerus, tanpa henti. membuatku
kewalahan dalam rasa sadar yang begitu memuakkan.
Mungkin hujan membuat segalanya lebih dingin, atau memang karena kau
telah menumpahkan air diatas kepalaku. Seiring dengan luapan
emosi yang coba kau sampaikan, menggema, membesar dan membuatku
ingin muntah.
Bergerak seperti siput kecil yang takut tergelincir, benda ini
melaju dengan begitu lambat. Bertolak belakang dengan keadaanku yang begitu
terpacu akan sesuatu, bertolak belakang dengan keadaan diluar sana
yang begitu damai setelah badai datang. Aku ingin segera sampai,
Menenggelamkan emosi dengan mencoba melihat pantulan cahaya dari
beberapa kendaraan yang bersesak-sesak dalam arus malam, serta kerling lampu
perumahan dibawah langit hitam selepas hujan. Ah, aku tidak tahan untuk tidak tersenyum,
kau bmembiarkanku menatap abiguitas tak berdaya yang dimiliki
setiap orang.
Kau membiarkanku mendengarkan semuanya, melihat semuanya, dalam
satu momen yang mungkin hanyan kebetulan aku merasakannya.
Dengan berpegang pada kuasa yang Tuhan berikan, dengan percaya pada diri
yang selalu merasakan kebebasan, kau ingin aku menemukannya.
ー rion
Karya : @oriontares
Terimakasih untuk yang sudah membaca, sampai bertemu di tulisan berikutnya.
Baca juga : Purnama Yang Membawamu Pergi